Puisi memang dimasukkan dalam sebuah karya seni, karena dalam membuat sebuah puisi seorang pujangga atau penyair tidak asal membuat sebuah tulisan lantas di katakan sebuah puisi. Tetapi mereka dalam merencanakan pembuatan sebuah puisi sudah pasti akan mempertimbangkan beberapa hal terutama dalam pemilihan kosa katanya. Sehingga berdasarkan kondisi itulah kita saat ini bisa melihat puisi puisi yang diciptakan oleh pujangga atau penyair pada masa dahulu hingga saat ini masih enak untuk di nikmati.
Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru dalam Bahasa Indonesia
Kita bisa mengenal beberapa contoh puisi yang masuk dalam keragaman jenis puisi lama. Tetapi kita juga di berikan beberapa contoh puisi yang masuk dalam kategori puisi baru, sehingga agar kalian bisa memahami atau membedakan jenis puisi yang masuk dalam puisi lama maupun baru bisa dilihat dari jenis puisinya.
Puisi Lama
Dalam beberapa penjelasan sudah dikatakan bahwa puisi lama dan baru itu memiliki perbedaan. Dimana perbedaan itu bisa dilihat dari jenis atau pemilihan kosa kata yang akan digunakan dalam sebuah puisi. Seperti kita lihat beberapa perbedaan dari puisi lama .
1. Puisi Lama yang disebut Mantra
Mantra adalah jenis puisi lama yang spesifikasinya lisan dengan rima yang ketat. Sehingga mantra sering dimitoskan sebagai kekuatan gaib.
Berikut cuplikan puisi mantra karya Sapardi Djoko Damono :
Gelang-gelang si gali-gali
Malukut kepada padi
Air susu kerus asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi
2. Puisi Lama yang di sebut Pantun
Puisi ini ciri khasnya adalah mengandung bentuk dan pola yang sama sehingga masing masing puisi akan berpola :a-b-a-b dengan tiap baris ada 8-12 suku kata.
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
4. Puisi Lama yang disebut Karmina
Puisi bentuknya sama dengan pantun, tetapi isi materinya lebih pendek dari pada pantun yang biasanya.
Buah matoa sulit didapat
Sudah tua belum juga tobat
5. Puisi Lama yang disebut Seloka
Jenis puisi lama dengan polanya : a-a-a-a tetapi tetap memiliki sampiran dan isi sehingga mirip pantun.
Candu dibungkus kain palas
Makan dia mata bilas
Mandi segan kerja malas
Harta orang hendak digala
6. Puisi Lama yang di sebut Gurindam
Konsepnya sama dengan puisi, tetapi masing masing baitnya itu beda dengan puisi karena polanya sama : a-a-a-a. Sehingga perbedaanya dengan puisi pada bagian polanya saja.
Pikir dahulu sebelum berkata
Supaya terelak silang sengketa
Apabila anak tidak dilatih
Jikalau besar bapanya letih
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
Disamping ke-5 jenis yang masuk dalam kategori puisi lama, ada tambahan lagi yaitu Syair dan Talibun. Jika syair adalah jenis puisi yang memiliki ciri tiap baitnya berisi empat baris dengan berpedoman pada pola :a-a-a-a dengan isi syair adalah cerita yang berupa nasehat. Sedangkan untuk Talibun adalah dalam puisi lama masuk dalam kategori pantun gelap. Dimana komposisinya adalah tiap baitnya terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Beberapa talibun ditulis juga dalam 16-20 baris dalam tiap baitnya. Pola puisi ini adalah a-a-a-a.
PUISI BARU
Mungkin dari kita juga ada yang belum tahu atau belum paham apa itu perbedaan yang unik dari Puisi Lama dan Baru. Tetapi dengan penjelasan ini semoga kalian sudah tahu bahwa ada Puisi Lama dan Puisi Baru. Di mana suku atau puisi baru itu sendiri memiliki beberapa ciri ciri seperti :
1. Puisi Baru yang disebut Balada
Jenis puisi ini adalah berbentuk cerita atau adanya kisah tertentu. Sehingga perilaku bisa ini dilihat dari materi Puisi Balada.
* Aku adalah dongeng sebelum tidur
yang setia mendaur diri
meski selalu terpenggal
oleh gilotin matamu.
Aku adalah kisah tak tuntas
yang berulang kali kau tebas
hanya untuk kembali
bertunas dan bertunas lagi.
2. Puisi Baru yang disebut Romance
Jenis puisi baru yang satu ini memang berisikan soal kisah, baik cinta atau kasih saya kepada seseorang atau bangsa dan negara sesuai dengan proporsionalnya.
* Ya, kekasihku….
Engkau datang mengintai hidupku
Engkau datang menunjukkan muka
Tetapi sekejap matamu kau tutup
Meliah terang anda tak suka
Mulut kecil tiada kau buku
Tangis teriak tak diperdengarkan
Alamat hidup wartawan suka
Kau dimana anakku, kami kau tinggalkan
Sedikitpun matamu tak mengerling
Memandang ibumi sakit berguling
Air matamu tak bercucuran
Kau diam, diam kekasihku
Tak kau katakan barang pesanan
Akan penghibur duka di dadaku
Kekasihku, anakku, mengapa diam?
Disamping dua jenis puisi baru yang termasuk dalam puisi puisi yang saat ini banyak dihasilkan oleh para seniman. Maka masih ada beberapa jenis puisi baru lainnya yang kalian patut mengetahuinya. Keberadaan puisi puisi baru yang akan disebutkan ini memang termasuk dalam jenis puisi baru seperti : Puisi Satire yaitu jenis puisi yang isinya lebih banyak bermaksud seperti mengancam atau mengejek. Sedangkan jenis puisi baru lainnya ada juga yang di namakan dengan istilah Puisi Epigram yaitu sebuah jenis puisi baru yang didalamnya mengandung sebuah bisikan atau lirihan hidup baik yang benar dan baik dengan mengandung satu nasehat dan pesan pesan agama. Setelah itu dua jenis puisi baru yang lainnya adalah Puisi Ode yang menjelaskan soal puisi yang berisi sanjungan kepada orang yang berjasa atau kepada orang tuanya sendiri dan yang terakhir adalah Puisi Himne atau biasa disebut juga dengan puisi yang berisi seperti sebuah nyanyian yang materinya diberikan atau di tunjukan kepada Tuhan, Dewa atau mereka yang telah dianggap sacral.