Melihat anak-anak secara produktif melakukan aktivitas belajar, jelas bagi kita sebagai orang tua merasa senang. Namun yang jadi masalah adalah, bagaimana caranya agar anak-anak lebih produktif dalam belajar.
Produktivitas anak dalam belajar, memang pada akhirnya akan membuat anak-anak menjadi pintar. Bukan pintar menjadi juara, tetapi setidaknya anak menjadi tahu bahwa belajar adalah kewajibannya sebagai anak. Sekalipun memang untuk mewujudkan kondisi tersebut tidaklah mudah. Tetapi jika kita sebagai orang tua mau berusaha maka hal itu bisa diwujudkan.
Setidaknya kita sebagai orang tua, untuk menumbuhkan sifat produktivitas belajar pada anak-anak memang mesti dilakukan sejak dini. Sehingga ke depan anak-anak akan terbiasa untuk selalu produktif dalam menjalankan tugas-tugasnya selama di rumah. Beragam cara sebenarnya bisa dilakukan kita sebagai orang untuk mengubah sifat malas anak dalam belajar menjadi lebih produktif. Ada 12 cara yang bisa kita lakukan di rumah agar anak-anak menjadi lebih produktif dalam belajar.
1. Membiasakan diri untuk selalu memahami kesiapan anak dalam belajar.
Dengan kita selalu berusaha untuk melihat dan memahami kesiapan anak kita dalam belajar, maka kita juga akan tahu seperti apa proses belajar yang dijalankan oleh anak-anak kita. Dengan cara seperti itu, maka anak-anak akan merasa terbantu dalam mempersiapkan belajarnya di rumah.
2. Mencoba untuk membantu anak-anak dalam belajar, jadikan belajar sebagai prioritas anak.
Menjadikan belajar sebuah aktivitas prioritas yang mesti dijalankan oleh anak-anak kita, itu adalah sebuah langkah yang baik untuk kita sebagai orang tua dan anak sebagai buah hati kita. Karena dengan menjadikan belajar sebuah aktivitas prioritas maka kita sebagai orang tua akan semakin tahu arah dan tujuan dari belajarnya si anak.
3. Berusaha untuk mencari tahu, sejauh mana anak bisa menyelesaikan satu kasus (PR).
Membimbing dan mengarahkan, menjadi salah satu aktivitas kita dalam mendampingi anak kita dalam belajar. Dengan cara seperti itu maka kita akan semakin tahu sejauh mana kemampuan anak kita dalam belajar. Sehingga jika ada masalah terkait proses belajar si anak, kita sebagai orang tua akan segera tahu kondisinya.
4. Sebisa mungkin mencoba untuk menyingkirkan segala hal yang mengganggu anak belajar.
Gangguan yang terjadi dalam proses belajar anak di rumah, jika tidak diantisipasi akan mempengaruhi belajarnya anak. Sehingga kita sebagai orang tua harus tahu apa saja yang bisa menjadi kendala anak dalam belajar. Dengan cara seperti itu, maka kita sebagai orang tua akan bisa mendampingi anak kita dalam belajar dengan baik .
5. Berusaha untuk bisa menjadi teman belajar yang baik untuk anak-anak kita selama di rumah pada saat anak sedang belajar.
Konsep belajar di rumah memang berbeda, sehingga kitalah sebagai orang tua yang mesti pandai-pandai menjadikan diri kita teman belajar yang baik untuk anak-anak kita. Dengan cara seperti itu, maka anak akan mendapatkan teman belajar yang baik selama dirinya melakukan aktivitas belajar di rumah.
6. Mendekatkan diri kita dengan anak-anak kita, sehingga mereka menjadi nyaman.
Memberikan kenyamanan dan ketenangan pada anak-anak kita, itu juga satu hal yang baik bagi anak-anak kita. Dengan cara seperti itu, maka anak akan semakin terbiasa untuk selalu mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada kita para orang tua.
7. Jadikan diri kita teladan untuk anak-anak kita, terutama teladan dalam belajar di rumah.
Kita sebagai orang tua bisa saja menjadi teladan bagi anak-anak kita. Dalam konteks teladan untuk memberikan contoh terbaik dalam proses belajar, maka kita sebagai orang tua bisa saja dengan mencoba memperlihatkan tanggung jawabnya ketika kita sedang mengerjakan tugas kantor. Dengan cara seperti itu, maka anak akan tahu bahwa kita semua punya tugas dan tanggung jawab masing-masing di dalam rumah.
8. Tunjukan rasa bangga kita sebagai orang tua kepada putra-putri kita, bahwa dirinya adalah anak yang memiliki kemampuan.
Selalu memberikan pujian dan dukungan dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak kita, pada akhirnya akan membuat si anak lebih percaya diri. Dengan cara seperti itu, maka anak akan semakin percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Cara tersebut bisa dilakukan dari rumah, sehingga lama-kelamaan anak kita akan terbiasa untuk selalu percaya diri dengan kemampuannya.
9. Cobalah untuk selalu menjadi “mitra“ yang baik untuk anak, sehingga konsekuensi apapun yang anak kita terima sebagai proses pendewasaan diri perlu kita dukung.
Jangan selalu melindungi anak-anak kita dengan apa yang dikerjakannya. Dengan cara seperti itu maka anak akan sulit untuk dewasa. Biarkan anak bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya termasuk dalam soal tugas tugas sekolahnya. Dengan cara seperti itu, anak kita akan belajar arti tanggung jawab.
10. Cobalah selalu membantu anak-anak kita untuk mempertimbangkan untung dan rugi dari suatu hal yang akan dia pilih.
Dengan kita sebagai orang tua bisa menjadi pendamping dalam anak mengambil satu keputusan, maka anak akan terbiasa untuk berani melakukan satu hal. Jangan ganggu anak-anak kita dalam mengambil satu kesimpulan, karena tugas kita sebagai orang tua hanya sebagai pendamping dan memberikan masukan saja dan biarkan anak yang menentukan pilihannya.
Dengan kita sebagai orang tua mencoba menjalankan 10 hal tadi, kita akan tahu seperti apa sebenarnya anak-anak kita. Jangan menganggap anak-anak kita adalah anak yang pemalas, tetapi berikan dukungan sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang produktif termasuk dalam hal belajar. Tetapi jika kalian sebagai orang tua masih belum yakin dengan apa yang kalian telah lakukan, jangan ragu untuk mengundang LASKAR-UI. Salah satu lembaga private bimbingan belajar dan homeschooling yang akan bisa menjadi konsultan anda dalam membimbing anak.
Anda bisa masuk ke website berikut : Https://laskarui.com/homeschooling dan cobalah untuk berkonsultasi dengan para pengajar dan pembimbing yang ada di Laskar UI Homeschooling. Semoga dengan cara seperti itu, kita sebagai orang tua akan semakin tahu bagaimana cara terbaik dalam mengubah karakter anak-anak kita yang semula malas menjadi anak yang lebih produktif terutama dalam belajar.