| Pendaftaran Siswa
08222 333 1144 I 0812 1233 2163
Selamat Datang di Laskar UI!

Cara Menghitung dan Menentukan Bilangan Oksidasi dalam Pelajaran Kimia

Cara Menghitung dan Menentukan Bilangan Oksidasi dalam Pelajaran Kimia
Oktober 14, 2024 laskarui
In News

Sebenarnya pada saat kita belajar tentang bilangan oksidasi, maka pengertian yang bisa di jelaskan adalah bahwa bilangan oksidasi itu sendiri dalam ilmu kimia adalah bilangan yang menyatakan banyaknya jumlah elektron yang diikat atau dilepas oleh atom untuk membentuk ikatan kimia dengan atom lain. Sehingga kita bisa katakan bahwa yang dinamakan Bilangan oksidasi atau biloks biasanya dapat diberikan sebuah simbol atau tanda positif, negatif, atau nol. 

Berbagai Hal yang Terkait dengan Penentuan Bilangan Oksidasi dalam Pelajaran Kimia

Berdasarkan data yang bisa dijelaskan kita bisa mengatakan bahwa yang namanya bilangan oksidasi memiliki aturan dalam penentuannya.  Dimana penentuan itu sendiri terbagi menjadi 8 aturan yang bisa di jelaskan berdasarkan contoh yang telah ada seperti : 

  1. Bilangan Oksidasi dengan unsur bebas adalah 0

Penjelasannya adalah bahwa unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8. Semua unsur-unsur tersebut akan memiliki bilangan oksidasi 0.

  1. Bilangan Oksidasi dengan unsur ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya. Contoh dari jenis bilangan oksidasi berikut ini adalah : 
  • Jenis Biloks ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
  • Jenis Biloks ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
  1. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya

Biloks golongan logam IA = +1

IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.

Baca Juga  English Course Private

Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.

Biloks golongan logam IIA = +2

IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.

Contoh: Bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgO 2 adalah +2.

Biloks golongan logam IIIA = +3

IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3

Contoh: Bilangan oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.

  1. Bilangan oksidasi unsur pada golongan transisi (golongan B) lebih dari satu

Contoh: 

Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.

Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.

Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.

5: Bilangan oksidasi unsur-unsur yang konteksnya  membentuk ion = jumlah muatannya

Contoh:

NH4+ = +1

Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 4, maka biloks H dikalikan dengan indeks H = +4. Karena jumlah muatan NH4+ = +1, maka biloks N haruslah -3, agar ketika biloks N dan H dijumlahkan, hasilnya sesuai dengan jumlah muatannya, yaitu +1.  

  1. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0

Contoh:

H2O = 0

Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 2, sehingga biloks H dikalikan dengan indeks H = +1 x 2 = +2. Agar jumlah biloks H dan O sama dengan 0, maka biloks O harus bernilai -2.

  1. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1

Contoh:

Biloks H dalam AlH3 = -1.

Bukti:

Atom Al merupakan unsur logam golongan IIIA, sehingga biloks Al = +3. Ingat aturan biloks poin 6, jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Jadi, apabila biloks Al dan H dijumlahkan, hasilnya harus 0. Agar biloks Al + biloks H = 0, biloks H haruslah -3. Karena atom H memiliki indeks 3, biloks H : indeks H = -3 : 3 = -1. Terbukti jika biloks H dalam AlH3 adalah -1.

  1. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2

Contoh: 

Biloks O dalam BaO2 = -1.

Baca Juga  Konsep Robotik dalam Memperkenalkan Sebuah Kemajuan Teknologi

Bukti:

Atom Ba merupakan unsur logam golongan IIA, sehingga biloks Ba = +2. Jumlah biloks Ba dan biloks O harus 0 (aturan biloks poin 6). Oleh sebab itu, biloks O harus bernilai -2. Karena atom O memiliki indeks 2, jadi biloks O : indeks O = -2 : 2 = -1. Terbukti biloks O dalam BaO2 adalah -1.

Contoh Soal Bilangan Oksidasi

Tentukan bilangan oksidasi atom yang dicetak tebal berikut ini!

  1. Fe2O3
  2. Cr2O72-
  3. S2O32-

Pembahasan:

  1. Fe2O3

Untuk soal poin a, kita diminta untuk menentukan biloks Fe dalam senyawa Fe2O3. Ingat aturan biloks nomor 6, jumlah biloks unsur-unsur pembentuk senyawa adalah 0. Jadi,

Fe2O3 = 0

Biloks O = -2. Karena atom O memiliki indeks 3, maka biloks O dikalikan dengan indeks O = -2 x 3 = -6. Agar jumlah biloks Fe dan O = 0, maka biloks Fe haruslah bernilai +6. Tapi, karena atom Fe punya indeks 2, maka biloks Fe : indeks Fe = +6 : 2 = +3. Jadi, biloks Fe2 = +3.

  1. Cr2O72-

Untuk soal poin b, kita diminta untuk menentukan biloks Cr dalam ion Cr2O72-. Ingat aturan biloks nomor 5, jumlah bilangan oksidasi unsur yang membentuk ion akan sama dengan jumlah muatannya. Jadi, biloks Cr dan O apabila dijumlah, hasilnya harus -2.

Cr2O72-

Biloks O = -2. Karena atom O memiliki indeks 7, maka biloks O dikalikan dengan indeks O = -2 x 7 = -14. Agar jumlah biloks Cr dan O = -2, maka biloks Cr harus bernilai +12. Tapi, karena atom Cr punya indeks 2, maka biloks Cr : indeks Cr = +12 : 2 = +6. Jadi, biloks Cr2 = +6.

Oke, semoga setelah mengerjakan dua soal di atas, kamu sudah lumayan paham ya dengan materi cara menentukan bilangan oksidasi. Nah, untuk soal poin c, coba kamu kerjakan sendiri, ya.

Baca Juga  Pengertian Bioteknologi Beserta Jenis dan Contohnya dalam Pelajaran Biologi

Comments (0)

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*