Satu hal menarik yang berhubungan dengan koloid adalah ketika kalian bangun di pagi hari kemudian yang pertama kali kalian lakukan adalah membuka jendela dengan harapan ada udara pagi yang masuk ke dalam kamar kalian. Tetapi apa yang terjadi, ternyata di samping udara yang cerah juga kalian akan dapatkan debu debu yang berterbangan keluar dari jendela yang kalian buka.
Mungkin kalian akan bertanya kok bisa, apakah karena jendela yang kita buka memang berdebu atau karena ada hal lain yang mungkin tidak kita ketahui. Betul, ada hal lain yang sebelumnya tidak pernah kalian ketahui sebelum akhirnya kalian tahu bahwa itu disebabkan dari koloid. Jadi keloid itu jika diterjemahkan adalah jenis campuran yang berasal dari zat heterogen yang terbentuk disebabkan karena adanya sebuah disperse dari adanya suatu zat yang bercampur dengan adanya zat yang lainnya.
Koloid memiliki 4 Sifat yang Biasa Kita Ketahui Sifat Sifatnya
Karena ukurannya yang cukup bahkan di bilang kecil yaitu berukuran dari 1 nm hingga 10 nm, maka koloid sebenarnya termasuk dalam jenis zat campuran. Tetapi kondisinya koloid berbeda dengan larutan atau suspensi. Sehingga berdasarkan kondisi itulah maka yang namanya koloid itu memiliki sifat sifat yang berbeda. Dimana perbedaan itu sendiri adalah untuk membedakan efek atau dampak yang ditimbulkan dari adanya koloid yang bersangkutan.
Dengan kalian memahami apa itu koloid dan seperti apa macam dan jenis dari koloid tersebut maka kalian akan mudah mengetahui bahwa di suatu kondisi memang terdapat koloid atau tidak. Karena dengan kalian bisa memahami macam dan jenis dari koloidnya maka kalian akan lebih tahu bagaimana memahami sifat dari macam macam koloid.
1. Efek Tyndall
Karena penemu efek ini adalah ilmuwan yang bernama John Tyndall maka akhirnya jenis koloid yang pertama bernama efek tyndall. Maksud dengan adanya efek tyndall adalah sebuah efek yang bersifat penghamburan cahaya yang dilakukan oleh sebuah partikel koloid. Contohnya dari efek ini adalah ketika kalian membuka jendela pada pagi atau siang hari, ketika kalian melihat adanya partikel debu yang berterbangan itulah efek tyndall dari adanya koloid. Kesimpulannya bahwa efek tyndall itu adalah ketika adanya sebuah sinar yang diarahkan menuju koloid dan suspensi, maka yang terjadi adalah berkas cahaya akan berhamburan itulah yang pada akhirnya seperti debu yang berterbangan.
2. Gerak Brown
Kenapa disebut gerak brown yak arena gerak koloid ini pertama kali ditemukan oleh seorang Skotlandia bernama Robert Brown. Dirinya adalah melakukan pengamatan terhadap partikel partikel dari koloid tersebut. Hasil dari pengamatannya adalah bahwa partikel partikel yang ada pada koloid akan melakukan Gerakan yang dilakukan secara acak dengan arah Gerakan seperti jalur yang patah patah dalam sebuah medium seperti pendispersi. Gerakan itu terjadi karena adanya tumbukan atau pertemuan antara partikel yang ada pada koloid dengan medium pendispersi tadi sehingga aktivitas itulah yang akhirnya disebut dengan gerak brown.
3. Adsorpsi
Maksud dari jenis ini seperti dijelaskan adalah aktivitas dengan adanya peristiwa di mana peristiwa dengan menempelnya partikel yang memiliki muatan ion pada satu permukaan dari sebuah koloid. Hal itu bisa terjadi yaitu pergerakan untuk menarik atau menempelnya partikel partikel kecil tersebut itulah yang pada akhirnya disebut dengan istilah adsorpsi. Contoh berikut agaknya akan memberikan kalian satu pemahaman apa yang disebut dengan istilah adsorpsi itu.
Ambil contoh misalnya ada koloid sol besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) yang akan
bermuatan positif karena mengadsorpsi ion positif. Sol ini dibuat dengan mencampurkan FeCl3 ke dalam air panas berlebih. Pada akhirnya dengan kondisi tersebut sehingga menjadikan satu proses pembentukkan koloid berupa sol hidrat besi (III) oksida atau Fe2O3.xH2O. Dan kemudian dari kondisi tersebut maka selanjutnya adalah : FeCl3 + xH2O → Fe2O3.xH2O dan kemudian dari sol Fe(OH)3 terbentuk, ternyata tersisa banyak ion Fe3+ dalam larutan. Ion-ion ini kemudian diserap oleh sol Fe(OH)3 pada bagian permukaannya, yang membuat sol Fe(OH)3 kelebihan muatan positif. Jadi, sol Fe(OH)3 dikenal sebagai koloid bermuatan positif.
4. Koagulasi
Jika dijelaskan dalam satu penjelasan yang lebih detail maksudnya adalah bahwa koagulasi adalah proses yang terjadi karena rusaknya sistem koloid dengan adanya satu tanda yaitu proses penggumpalan yang terjadi akibat terbentuknya beberapa partikel yang lebih besar dari ukuran koloid yang bersangkutan.
Pada dasarnya memang bisa dikatakan bahwa yang namanya koagulasi itu bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti misalnya : Proses pemanasan, Proses pendinginan, hingga masalah penambahan elektrolit, termasuk masalah pembusukan, pencampuran koloid yang aktivitas berbeda-beda muatan dan elektroforesisnya. Salah satu contoh dari kondisi seperti ini adalah aktivitas pengumpulan susu susu yang sudah basi dan adanya telur yang di rebus hingga pada akhirnya terbentuk seperti gumpalan/ mengeras khususnya pada bagian yang putih serta bagian kuningnya.
Itulah beberapa jenis atau model dari koloid, selain memang dari ke-4 jenis itu kita bisa tahu ada beberapa jenis lain dari produk koloid. Sebenarnya, sifat-sifat khas koloid bukan cuma yang sudah dijelaskan di atas. Tapi, masih ada jenis jenis koloid lainnya yang termasuk dalam segi produk elektroforesis, koloid pelindung, dialisis, koloid liofil, dan liofob.