| Pendaftaran Siswa
08222 333 1144 I 0812 1233 2163
Selamat Datang di Laskar UI!

Contoh Sastra Melayu Klasik dalam Pemahaman Bahasa Indonesia

Contoh Sastra Melayu Klasik dalam Pemahaman Bahasa Indonesia
Oktober 14, 2024 laskarui
In News

Kesusastraan yang ada di Indonesia memang membuat perbendaharaan sastra yang ada di Indonesia menjadi lebih beragam. Karena selain ada sastra klasik ada juga sastra modern. Sehingga bagi kalian yang masih belum paham apa itu sastra klasik dan sastra modern  bisa mendapatkan penjelasan dari  pembahasan berikut ini. 

Sebelum kita menjelaskan apa  itu sastra klasik, ada baiknya kita mencoba mencari penjelasan dari contoh sastra sastra klasik yang ada di Indonesia. Berikut ini ada 3 jenis contoh sastra klasik  yang akan membuat kalian lebih paham apa dan bagaimana bentuk dari sebuah sastra yang disebut sastra klasik. 

Bumi Manusia ( karya dari : Pramoedya Ananta Toer)

Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi Pulau Buru yang mengisahkan perjuangan seorang pemuda intelektual Jawa bernama Minke di masa kolonialisme Belanda. Tokoh lain yang begitu legendaris adalah Nyai Ontosoroh,  perempuan dari strata rendah namun memiliki pengetahuan bahkan melampaui perempuan-perempuan Belanda. Naskahnya dibuat saat Pramoedya diasingkan di Pulau Buru. Karya ini ditulis diam-diam, disembunyikan, dan diceritakan dari mulut ke mulut hingga berhasil diselundupkan dan diterbitkan tahun 1975. Peredaran buku ini sempat dilarang di masa Orde Baru. Kini Bumi Manusia telah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa dan menjadi karya terbesar Pramoedya Ananta Toer.

Robohnya Surau Kami (karya dari : AA Navis)

Berdialoglah Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah. “Kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja.” Itulah salah satu petikan paling kuat dalam cerpen Robohnya Surau Kami (terbit pertama kali tahun 1956) yang kontroversial sekaligus sarat perenungan. Kesembilan karya lainnya dalam kumpulan cerpen karya AA Navis ini juga tak kalah menggugat dan penuh kritik sosial.

Baca Juga  Distance Learning Penting Saat Masa Pandemi

Ronggeng Dukuh Paruk (karya dari : Ahmad Tohari)

Novel yang terdiri dari tiga buku yang disatukan ini sempat difilmkan dengan judul Sang Penari tahun 2011 lalu. Berkisah tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng dengan Rasus, teman semasa kecilnya yang kemudian berprofesi sebagai tentara dan berlatar tragedi 65. “Bahwa zaman berjalan sambil mengayun ke kiri dan ke kanan. Setelah Dukuh Paruk mencapai puncak kebanggaan, kini zaman menggunakannya ke kurun yang membawa serta kebalikannya.” 

Berdasarkan beberapa contoh sastra klasik yang sudah kami jelaskan diatas, maka kita akan bisa menjelaskan seperti apa sebenarnya sastra klasik yang hingga saat ini menjadi kekayaan sastra yang ada di Indonesia. 

Deskripsi  yang bisa dijelaskan dari apa yang bisa dijelaskan dari sastra klasik adalah bahwa sastra klasik bisa dijelaskan dengan kondisi berikut : sastra klasik adalah lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat.   Di mana kondisinya adalah bahwa dalam sebuah karya sastra disebutkan bahwa sastra lama berkembang sebelum periode Bahasa Melayu Klasik. Jadi yang namanya sastra klasik  adalah tahapnya bahasa Melayu yang mulai dituturkan pada abad ke-14 hingga abad ke-19, oleh Kesultanan Melaka, Kesultanan Aceh. Beberapa contoh sastra klasik yang dimaksud bisa saja seperti misalnya contoh tema tema sastra klasik : Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja Indra, Hikayat Indra Bangsawan, dan lainnya. Cerita-cerita dalam karya sastra melayu klasik bersifat istana sentris atau berlatar belakang kerajaan. Tokoh dan setting cerita pun mengenai kehidupan keluarga kerajaan.

Berdasarkan beberapa hal yang telah di sebutkan di atas maka kita bisa jelaskan apa saja sebenarnya ciri ciri dari Bahasa melayu klasik.  Minimal ada 4 hal  yang bisa menjelaskan ciri ciri dari Bahasa melayu klasik : 

  1. Ciri pertama adalah bahwa Bahasa melayu klasik adalah Panjang, berulang dan berbelit belit. Artinya konsep penulisannya tidak  simple tetapi berbelit belit. 
  2. Ciri kedua adalah bahwa Bahasa melayu klasik itu biasanya memiliki konsep kalimat pasif nya lebih banyak dari kalimat aktif yang ada dalam satu kalimat. 
  3. Ciri ketiga adalah bahwa biasanya Bahasa melayu klasik menggunakan Bahasa istana itulah istilah yang ada pada konsep Bahasa melayu klasik.
  4. Ciri keempat adalah bahwa biasanya untuk Bahasa melayu klasik memiliki kosa kata klasik seperti misalnya : ratna mutu manikam, edan kasmaran (mabuk asmara), sahaya, masyghul (bersedih), kongsi, upeti, petuah.
Baca Juga  Effective Tips for Learning Mandarin for High School Students

Sedangkan menyangkut nilai nilai yang sering muncul dari Bahasa melayu klasik biasanya pun terdiri dari 3 jenis nilai yang bisa dijelaskan. Dari kondisi yang ada kita bisa menjelaskan bahwa nilai nilai yang ada dari konsep Bahasa melayu klasik adalah : 

  1. Nilai yang termasuk dalam nilai religius seperti misalnya Nilai  yang mencerminkan kepercayaan kepada Sang Maha Pencipta
  2. Nilai yang termasuk dalam nilai sosial adalah seperti Nilai yang bisa mencerminkan norma norma yang berinteraksi terhadap sesama manusia.
  3. Nilai yang  termasuk dalam nilai moral yaitu sebuah nilai yang berkaitan dengan adanya satu norma baik atau buruk yang ada dalam satu kondisi masyarakat. 

Itulah beberapa penjelasan yang bisa dijelaskan dari sebuah  hal yang termasuk dalam Bahasa melayu klasik.  Dimana dari beberapa hal yang telah dijelaskan diatas kita menjadi tahu bahwa perbedaan dari Bahasa melayu klasik dengan Bahasa melayu modern.  Sehingga dengan adanya perbedaan  tersebut kita menjadi tahu bahwa memang perbedaan antara Bahasa melayu dan modern jelas terlihat dari perbedaan tersebut. 

Comments (0)

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*