Belajar di kelas memang saat ini jadi satu hal yang penuh perhitungan dan pertimbangan. Bukan karena masalahnya kita masih dalam pandemi covid. Tetapi pertimbangan lainnya adalah karena ada orang tua yang masih belum mengijinkan sang buah hatinya untuk bisa bersekolah dan tatap muka.
Namun yang namanya sekolah, memang cara terbaik adalah dengan metode tatap muka. Karena memang banyak hal positif yang bisa di dapatkan dengan model sekolah tatap muka. Tetapi jika memang kita sebagai pendidik harus mampu menjelaskan kepada orang tua bahwa sang buah hati mereka akan aman berada di sekolah untuk model belajar tatap muka.
4 Strategi dalam Menjelaskan Pada Orang Tua Bahwa Belajar Tatap Muka itu Aman
Rasa aman itulah yang kadang menjadi satu kendala untuk kembali melakukan belajar tatap muka. Kondisi itu sebenarnya bisa di ubah dengan memberikan sosialisasi yang tepat kepada para orang tua. Karena dengan orang tua paham, maka akan mudah untuk melakukan sekolah tatap muka kembali. Hal itu di dasarkan pada satu kondisi bahwa orang tua dari anak-anak kita sudah tahu seperti apa model belajar selama masih ada pandemi covid.
- Untuk membuat rasa aman bagi orang tua, kita sebagai pendidik mungkin bisa membuat jadual belajar yang di padatkan. Dimana belajar full hanya ½ hari saja. Setelah itu anak-anak pulang.
- Pada saat belajar, anak anak tidak di ijinkan untuk berjalan jalan baik ke bangku temannya atau bermain di sekolah. Intinya datang kesekolah langsung ke kelas dan belajar. Itu untuk mengurangi interaksi dengan anak anak lainnya.
- Guru hanya mengajar di depan kelas tidak boleh berjalan ke arah bangku anak-anak siswa. Juga pada saat mulai sekolah atau selesai sekolah, guru masuk dan keluar ruangan tidak boleh berbarengan dengan anak anak yang ada di kelas.
- Jika di mungkinkan orang tua menunggu anak anaknya di luar kelas, hal itu di mungkinkan agar anak anak lebih aman. Jadi datang dan pulang langsung dengan keluarganya sehingga meminimalkan berinteraksi dengan lainnya.
Jika semua hal di lakukan dengan baik dan berpegang komitmen maka model belajar tatap muka aman untuk di jalankan. Karena kuncinya adalah komitmen dari semua pihak yang berhubungan dengan sekolah baik guru, orang tua murid dan muridnya itu sendiri.
Cara Mengamankan Posisi Anak-Anak pada Saat Belajar Tatap Muka
Jika diatas, kita bicara soal hal yang bersifat makro dari sebuah lingkungan kelas. Maka ada beberapa hal yang mesti juga menjadi perhatian agar belajar tatap muka di kelas bisa terlangsana dengan baik.
- Agar anak-anak merasa aman, ada baiknya semua kebutuhan belajar anak anak tidak boleh meminjam atau menggunakannya bersama-sama. Itulah hal penting yang mesti di pahami untuk di jalankan.
- Agar anak- anak merasa nyaman, ada baiknya pada saat di kelas anak-anak perhatikan untuk tidak berbicara atau bertukar apapun jika itu terjadi maka kita sebagai pendidikan akan lepas dari tanggungjawab.
- Agar anak anak merasa nyaman, ada baiknya meja di buat terpisah. Sebisa mungkin kalau tidak bisa di buatkan sekat, maka anak anak dibuat 1 meja satu siswa. Jika kondisinya tidak memungkinkan maka buatlah 2 gelombang misalnya ada kelas pagi dan kelas siang atau ada sekolah dengan model 1 hari masuk dan 1 hari libur.
Jika semua hal telah memahami kondisinya yang sedang terjadi dan semua pihak memang berkeinginan agar jalannya belajar tatap muka menjadi aman dan nyaman. Maka semua itu harus di taati dan di laksanakan tanpa kecuali.
Karena jika salah satu dari komponen yang ada di sekolah tersebut tidak bisa maka kelancaran sekolah tatap muka tidak bisa di jalankan. Sebenarnya hal itu bukan sesuatu yang perlu di tegaskan lebih jauh. Hal itu sudah di jelaskan bahwa pandami masih berlangsung dan sekolah juga harus tetap di jaga dan di perhatikan. Satu hal yang mesti di pahami terutama oleh pendidik dan orang tua bahwa sejatinya sekolah tatap muka itu jauh lebih berhasil dibandingkan dengan sekolah model daring. Itu karena siswanya adalah masih anak anak yang duduk di bangku sekolah dasar. Akan berbeda perlakuannya jika siswa yang di maksud itu adalah sudah Sekolah Menengah atau mahasiswa sekalian. Ketika siswanya itu dari kalangan tersebut, maka kita sebagai orang tidak terlalu kuatir karena mereka dah tahu apa yang mesti dilakukan secara personifikasi.